Kamis, 02 Juli 2009

HAKIKAT FILSAFAT KOMUNIKASI

A. Pendahuluan
Ilmu komunikasi di tataran eksistensi ilmu-ilmu lainnya bisa dikatakan sebagai ilmu yang masih relatif muda. Namun melihat perkembangannya, ilmu komunikasi mengalami kemajuan yang relatif cepat akhir-akhir ini. Kenyataaan ini sangat didukung oleh inovasi bidang teknologi komunikasi seperti televisi, radio, film, komputer dan internet, satelit, telepon seluler dan sebagainya.
Di tengah-tengah kemajuan penggunaan penemuan baru komunikasi secara praktis di masyarakat. Secara keilmuan disiplin komunikasi juga mengalami kemajuan yang cukup pesat, teknik-teknik dan metode ilmu komunikasi telah membantu banyak disiplin ilmu lainnya untuk menyelesaikan masalah keilmuannya. Misalnya keberhasilan ilmu pendidikan, ilmu kedokteran, ilmu pertanian, ilmu ekonomi, antropologi, psikologi dan sebagainya.
Sebaliknya bagi ilmu komunikasi sendiri, ilmu ini juga bukan sebuah ilmu mandiri. Ilmu komunikasi adalah sebuah disiplin ilmu yang lintas sektoral, artinya ilmu komunikasi sejak mula berdiri dan pada perkembangannya amat dipengaruhi oleh keberadaan ilmu-ilmu sosial yang sebelumnya sudah eksis. Ilmu komunikasi berdiri ditengah-tengah ilmu-ilmu sosial seperti filsafat, sosiologi, psikologi, linguistik, antropologi, dan sebagainya.
Seperti layaknya ilmu-ilmu lainnya, maka ilmu komunikasi ingin senantiasa memberi manfaat kepada masyarakat. Meskipun pada perjalanannya ilmu komunikasi berkembang melalui perdebatan dan diskusi yang saling mendukung maupun saling kontroversi terutama di era kemajuan teknologi komunikasi massa. Karena pada dekade ini komunikasi mengalami massa keemasannya. Kondisi ini kemudian menyemarakkan kajian studi il;mu komunikasi di dunia pendidikan tinggi, yang sekaligus menunjukkan betapa pentingnya ilmu komunikasi untuk dikaji.
Begitu pentingnya arti ilmu komunikasi di tengah kebutuhan masyarakat yang kian kompleks. Suatu pertanyaan menggelitik muncul, sebenarnya apa ilmu komunikasi itu, mengapa ilmu komunikasi dikatakan berkembang pesat, bagaimana sesungguhnya ilmu ini dikembangkan?. Dan apa sebenarnya sumbangsih yang telah diberikan ilmu komunikasi dalam memberikan kemudahan kepada masayarakat menyelesaikan persoalan hidupnya?
B. Pembahasan
a. Pengertian komunikasi
Berbicara tentang komunikasi maka kita akan mulai dari keberadaaan retorika dan jurnalistik ( Hafied Cangara. 1998). Retorika dikatakan sebagai cikal bakal berdirinya ilmu komunikasi. Adapun pada perkembangannya, maka jurnalistik atau publisistiklah yang menjadi tonggak ilmu komunikasi ( Phil Astrid S. Susanto, 1986). Ilmu komunikasi terus mengalami perkembangan hingga dijaman moderen ini. Ilmu komunikasi berkembang pada dunia surat kabar, film, radio, televisi, komputer dan satelit. (Hafied Cangara, 1998). Di benua Amerika publisistik ini kemudian dinamakan ilmu komunikasi. Istilah Ilmu komunikasi berasal dari aspek persuratkabaran yakni jurnalism atau jurnalistik. Suatu pengetahuan tentang seluk beluk pemberitaan, mulai dari peliputan bahan berita melalui pengolahan sampai penyebaran berita.
Pada perkembangan selanjutnya ternyata yang disiarkan surat kabar tak hanya informasi jurnalism saja, sehingga berkembanglah penyiaran pernyataan manusia tersebut menjadi mass media communication atau mass communication. Kemudian oleh para pakar, yang dianggap mass media tersebut adalah surat kabar, radio, televisi dan film. Karena memiliki ciri khas yang tidak dimiliki oleh mass media komunikasi lainnya seperti, poster, pamlet, surat, telepon dan sebagainya.
Dalam proses komunikasi secara total, dinyatakan bahwa komunikasi melalui media massa itu hanya merupakan satu dimensi saja. Sebenarnya ada dimensi-dimensi lainnya yang menjadi objek studi suatu ilmu. Dan ilmu yang mempelajari dan menelitinya bukan mass media communications sience saja melainkan mass communication.
Pada tahun 1960 Carl Hovland memunculkan istilah Science of communications yang ia definisikan sebagai:
“a systematic atteamp to formulate in rigorous fashion the principles by which information is transmitted and opinions and attitudes are formed”
(suatu upaya yang sistematis untuk merumuskan dengan cara yang setepat-tepatnya asasa-asas pentrasmisian informasi serta pembentukan opini dan sikap)
Dimunculkan istilah ilmu komunikasi ini ternyata banyak menimbulkan pro dan kontra di antara para pakar disiplin ilmu lainnya. Para ilmuwan lain sebagian berpendapat bahwa komunikasi itu bukan ilmu. Namun demikian pakar ilmu komunikasi tetap bersikukuh bahwa komunikasi sudah dianggapnya sebagai sebuah ilmu. Bagi para pakar komunikasi ini, sebagai ilmu yang paling penting adalah apakah ilmu itu nanti bisa memecahkan masalah sosial atau tidak.

b. Hakikat filsafat komunikasi

Filsafat komunikasi adalah suatu disiplin yang menelaah pemahaman (verstehen)
secara fundamental, metodologis, sismatis, analitis, kritis, dan holitis teori dan proses komunikasi yang meliputi segala dimensi menurut bidangnya, sifatnya, tatanannya, tujuannya, fungsinya, tekniknya, dan metodenya. Adapun menggambaran itu secara sederhana adalah sebagai berikut.

- Bidang Komunikasi : komunikasi sosial, komunikasi organisasional, komunikasi bisnis,
komunikasi politik, komunikasi internasional, komunikasi
antarbudaya, komunikasi pembangunan, komunikasi tradisional,
dan lain-lain.
- Sifat Komunikasi : komunikasi verbal (komunikasi lisan, komunikasi tulisan), komunikasi nirverbal (komunikasi Kial, komu8nikasi gambar), komunikasi tatap muka dan komunikasi bermedia.
- Tatanan Komunikasi : komunikasi pribadi ( intrapribadi, antar pribadi), komunikasi
kelompok ( ceramah, forum, symposium, diskusi panel, seminar curah saran) , komunikasi massa (surat kabar, majalah, radio, televisi, film dll) , dan komunikasi medio( surat, telepon, pamflet, poster, spanduk, dll)
- Tujuan komunikasi : mengubah sikap, mengubah opini, mengubah perilaku, mengubah
masyarakat, dan lain-lain.
Fungsi komunikasi : menginformasikan, mendidik, menghibur, mempengaruhi, dan
sebagainya.
- Teknik komunikasi : komunikasi informative, komunikasi persuasive, komunikasi
pervasive, komunikasi koersif, komunikasi intruktif, hubungan
manusiawi.
- Metode komunikasi : jurnalistik, hubungan masyarakat, periklanan, propaganda, perang
urat syaraf, perpustakaan, dan lain sebagainya.

Jadi filsafat komunikasi adalah suatu disiplin yang menelaah pemahaman-pemahamannya di sini dalam arti secara mendalam.

c. Pengembangan ilmu komunikasi
Sejak proses muncul istilah ilmu komunikasi tak dapat dipungkiri melalui diskusi, perdebatan dan pro serta kontroversi yang panjang. Tetapi itulah sesuatu yang lazim dalam proses perkembangan sebuah ilmu pengetahuan sebagaimana juga ilmu komunikasi. Berdirinya kelompok diskusi di berbagai perguruan tinggi yang senantisa mengamati, mengkaji dan, menganalisa fenomena masyarakat yang merupakan fenomena komunikasi mau tidak mau memunculkan berbagai pendapat, tanggapan dan proses ini justru memperkaya khasanah keilmuan dan menambah wacana untuk kemajuan ilmu komunikasi. Salah satunya adalah dengan dilakukannya penelitian di bidang komunikasi oleh para mahasiwa and para pakar kiomunikasi. Penelitian bidang ilmu komunikasi juga mengalami perkembangan sesuai perkembangan teori-teori komunikasi dan fenomena komunikasi dimasyarakat. Untuk membedakan apakah itu sebuah penelitian komunikasi atau tidak maka ada batas-batas yang perlu dipahami sebagai penelitian komunikasi.
Karakteristik penelitian komunikasi meliputi.
1. Merupakan fenomena komunikasi
2. Mencakup salah satu atau lebih dari elemen atau unsure komunikasi
3. Focus pada levels of communications
4. Communication middle range theory

Kecenderungan yang menonjol pada penelitian komunikasi dewasa ini adalah pada sector komunikasi massa, yang terimplikasi dari penemuan dasyat teknologi komunikasi massa. Kemajuan teknologi ini terutama televisi berpengaruh pesat terhadap penelitian bidang ilmu komunikasi, tertama komunikasi massa. Kajian mengenai media komunkasi dan khalayak mencapai puncaknya di sini. Dimana studi para ilmuwan komunikasi dalam mengkaji komunikasi massa mengalami fasae-fase sebagai berikut:
Phase 1 : All-powerfull media
• terjadi antara 1920 an s.d. perang dunia II
• asumsi: media punya kekuatan pengaruh secara langsung dan kuat
• metodologi penelitian yang diterapkan kualitatif (observasi)
• media yang dikaji: media cetak, radio dan film.

Phase 2 : Theory of powerfull media put to the test
• terjadi sejak perang dunia II
• asumsi: media hanya memiliki kekuatan pengaruh yang kecil atau terbatas dan hanya berfungsi sebagai perantara
• metodologi penelitian yang diterapkan: kuantitatif survai
• media yang dikaji : media cetak, radio, dan film

Phase 3 :Powerfull media rediscovered
• terjadi tahun 1960-1970
• asumsi : media tetap memiliki kekuatan pengaruh yang kuat
• metodologi penelitian yang diterapkan (kuantitif, longitudinal survay)
• media yang dikaji : umumnya televisi.

Phase 4: negotiated media influence
• terjadi sejak awal 1970 an
• asumsi: media memiliki kekuatan pengaruh yang kuat khususnya dalam mengkonstruksi gambaran khalayak mengenai realitas social.
• metodologi yang ditetapkan: kualitatif (paradigma konstruktivisme)
• Media yang dikaji: umumnya televisi.

Fenomena penelitian media phase 4 ini semakin marak sejalan dengan kemajuan media teknologi komunikasi massa televisi. System globalisasi media, dimana terjadi keserempakan isi media di seluruh dunia menciptakan ciri masyarakat baru yaitu masyarakat global.
Bidang penelitian komunikasi kemudian berkembang secara kreatif dengan tumbuhnya metode-metode komunikasi yang meneliti hubungan isi media dan khalayak. Metode yang lazim dikembangkan tersebut diantaranya sebagai berikut.
Metode komunikasi kuantitatif mengembangkan penelitiannya sebagai berikut:
1. Content analysis
Penelitian analisis isi mengkaji isi pemberitaan media, peneliti bermaksud mengetahui kecenderungan isi media baik dari karakteristik isi berita maupun subtansinya. Karakteristik berita tertentu yang diteliti yang kemudian diukur secara kuantitas. Penelitian dengan membandingkan lebih dari satu media bertujuan memperoleh data mengenai keberpihakan media tertentu kepada orientasi pemberitaan tertentu.
2. Setting agenda
Pokok pemikiran teori agenda setting dari Maxwell Mc Combs dan Donald Shaw adalah berkaitan dengan fungsi belajar dari media massa. Diasumsikan bahwa khalayak tidak hanya mempelajari isu-isu pemeberitaan, tetapi juga mempelajari seberapa besar arti penting diberikan pada suatu isu atau topik berdasarkan cara media massa memberikan penekanan terhadap isu atau topik tersebut. Hal-hal yang dipandang penting oleh media, kemudian juga dipandang penting oleh khalayak. Dengan kata lain agenda media kemudian menjadi agenda khalayak atau puiblik.
3. Uses & gratifications
Uses and Gratifications adalah pendekatan penelitian yang menitik beratkan pada riset khalayak dan bukan pada isi pesan yng dibawa oleh media, khalayak aktif dan selektif yang tidak dapat digerakkan oleh pesan yang dibawa media. Asumsi teori dari Palmgreen ( 1985) tentang teori ini adalah adanya faktor social psikologis dari kebutuhan yang melahirkan harapan-harapan terhadap media massa atau sumber lain yang mengakibatkan perbedaan pola terpaan media sehingga menghasilkan kepuasan kebutuhan dan akibat-akibat lainnya.
4. Niche
5. Comm Network

Analisis jaringan komunikasi merupakan salah satu metode penelitian bidang komunikasi yang mempelajari perilaku manusia berdasarkan pendekatan teori konvergensi. Masalah-masalah pokok yang ditanyakan oleh peneliti komunikasi berubah dari “apa efek komuniksi?” kepada “ apa yang dilakukan manusia dalam berkomunikasi?” (Bambang Setiawan, 1983). Rogers dan Kincaid (1982) memberikan pengertian jaringan komunikasi dengan “ jaringan komunikasi terdiri dari individu-individu yang saling berhubungan yang dihubungkan oleh arus informasi yang terpola.”
6. Experimental
Beberapa hal penting mengenai metode eksperimen adalah bahwa suatu penelitian yang berusaha melihat hubungan sebab akibat dari satu atau lebih variabel independen dengan atau lebih variabel dependen. Peneliti mealkukan manipulasi terhadap satu atau lebih variabel independen. Manipulasi berarti merubah secara sistematis sifat (nilai-nilai) variabel bebas sesuai dengan tujuan penelitian. Berikutnya peneliti mengelompokkan subjek penelitian (responden) kedalam kelompok eksperiemen dan kelompok kontrol. Di dalam desain klasik, kelompok eksperimen adalah kelompok subjek yang akan dikenai perlakukan (treatmen). Sedangkan yang dimaksud dengan perlakukan atau treatmen adalah mengenakan (exposed) variabel bebas ysng sudah dimanipulasi kepada kelompok eksperimen. Sedangkan kelompok kontrol adalah kelompok subjek yang tidak dikenai perlakukan. Setelah itu peneliti membandingkan nilai hasil uji kelompok eksperimen yang dikenai perlakuan dengan kelompok kontrol yang tidak dikenai perlakukan. Sehingga pengaruh sebab akibat antara variabel independen dengan variabel dependen diperoleh dari selisih score (nilai) observasi masing-masing kelompok tersebut.
7. Survay
Riset survai mengkaji Populasi (univers ) yang besar atau kecil dengan mengkaji atau menyeleksi sample yang diambil dari populasi untuk menemukan insidensi, distribusi dan interelasi relatif variabel-variabel sosiologi dan psikologi (Kerlinger, 1986). Arah minat penelitian survai adalah membuat taksiran yang akurat mengenai karakteristik populasi. Riset survai ini dibangun dalam pendekatan ilmu social positivistic; bersifat kuantitaif; menanyakan kepada responden tentang karakteristik, opendapat, sikap, kepercayaan dan berilaku mereka; mengukur beberapa variabel; menguji hipotesis (W. Lawrence Neuman, 2000). Dalam penelitian ini kuesioner sebagai pengumpul data utama. (Singarimbun, 1989)

Sementara itu metode penelitian komunikasi kualitif yang lazim adalah diantaranya
1. Semiotic
Menurut Preminger, semiotic adalah ilmu tentang tanda-tanda. Ilmu itu menganggap bahwa masayarakat dan kebudayaan itu merupakan tanda-tanda. Semiotic itu memperlajari sistem-sistem, aturan-aturan, konvensi-konvensi yang memungkinkan tanda-tanda tersebut mempunyai arti. Dan ditambahkan oleh Santoso, (1993), seorang penafsir salah satunya yang berkedudukan sebagai peneliti , pengamat dan pengkaji objek yang dipahaminya. Dalam mengkaji objek yang dipahaminya, seorang penafsir yang jeli dan cerrmat, segala sesuatunya akan dilihat dari jalur logika yakni hubungan penalaran dengan jenis penandanya. Hubungan kenyataan dengan jenis dasarnya dan hubungan pikiran dengan jenus petandanya.
2. Discourse analysis
Analisa wacana adalah studi tentang struktur pesan dalam komunikasi. Lebih tepatnya adalah telaah mengenai aneka fungsi (pragmatic) bahasa. Analisis wacana menurut Littlejohn lahir dari kesadaran bahwa persoalan yang terdapat dalam komunikasi bukan terbatas pada penggunaan kalimat atau bagian kalimat, fungsi , ucapan tetapi juga mencakup struktur pesan yang lebih kompleks dan inheren yang disebut wacana. Dalam upaya menganalisis struktur bahasa yang lebih besar dari kalimat tersebut. Analisis wacana tidak terlepas dari pemakaian kaidah berbagai cabang ilmu bahasa seperti halnya semantik, sintaksis, morfologi dan fonologi.
3. Framing analysis
Dalam penelitian framing, diartikan sebagai perspektif yang digunakan komunikator dan audience untuk menggambarkan topik berita. Ada dua tipe framing yaitu penentuan topik sentral dan penonjolan relatif dari sejumlah aspek pada topik. ( penelitian Miller, Andsager dan Reichert, 1998)
Framing juga diartikan hubungan antara efek agenda setting dengan ekspresi opini publik tentang figure atau objek ditanpilan media. Dasarnya adalah psikolofgi priming yaitu perhatian selektif oleh publik. Orang tidak bisa memberikan perhatian pada semua objek.
4. Symbolic interacsionism
Interaksi simbolis memiliki inti dasar umum tentang komunikasi dan masyarakat. Jerome Manis dan Bernard Melzer (dalam Littlejohn, 2001)memisahkan tujuh hal mendasar yang bersifat teoritis dan metodologis dari interaksi simbolis. Sebagai berikut:
- Orang-orang dapat mengerti beberapa hal dengan belajar dari pengalaman. Persepsi seseorang selalu diterjemahkan dalam simbol-simbol.
- Berbagai arti dipelajari melalui interaksi diantara orang-orang. Arti muncul dari adanya pertukaran simbol-simbol dalam kelompok-kelompok sosial.
- Seluruh struktur dan institusi sosal diciptakan dari adanya interaksi diantara orang-orang
- Tingkah laku seseorang tidak mutlak ditentukan oleh kejadian-kejadian pada masa lampau saja, tetapi juga dilakukan secara sengaja.
- Pikiran terdiri dari sebuah percakapan internal yang merefleksikan interaksi yang telah terjadi antara seseorang dengan orang lain.
- Tingkah laku terbentuk atau tercipta di alam kelompok siosial selama proses interaksi.
- Kita tidak dapat memahami pengalaman seorang individu dengan mengamati tingkah lakunya belaka. Pemahaman dan pengertian seseorang akan berbagai hal harus diketahui pula secara pasti.
5. Etnographie study
Penelitian etnografi atau penelitian budaya pada dasarnya mempelajari fenomena budaya masyarakat tertentu yang dilihat dari aspek fenomena komunikasinya.
6. dll

Selain dapat dilihat dengan perkembangan metode penelitiannya, perkembnagan ilmu komunikasi juga mengalami kemajuan bersamaan dengan kemajuan teori-teori yang dinyatakan oleh para pakar komunikasi. Teori-teori yang dewasa ini banyak dikenal dan dipakai sebagai rujukan penelitian dikalanagan sarjana komunikasi adalah the bullet theory of communication, Lasswell’s model, S-O-R theory, S-M-C-R theorythe Osgood and Schramm circular model, the theori of cognitive dissonance dan sebagainya. Sementara itu teori komunikasi tahap lanjuta terkenal dengan teori four theori of the press, individual defferences theory, social categories theory, social relationship theory, cultural norms theory, social learning theory, diffusion of innovations model, agenda setting, uses and gratifications model dan clozentropy theory. Sebagian dari teori yang relevan dengan penelitian ilmu komunikasi telah penulis singgung diatas.

d. Kegunaan ilmu komunikasi.
Seperti pada umumnya ilmu-ilmu lainnya maka suatu ilmu harus dalpat memecahkan persoalan masyarakat. Seperti yang telah dikemukakan juga oleh Littlejohn, bahwa ilmu pengetahuan yang bertanggung jawab melibatkan suatu kewajiban untuk meningkatkan perubahan yang positif. Demikian juga ilmu komunikasi. Secara keilmuan metode dan teknik komunikasi tentang efektif telah turut memecahkan permasalahan yang paling urgern ialah bagaimana mengungkap rahasia komunikasi terhadap orang-orang yang tidak bisa melakukan komunikasi secra verbal baik karena kelemahan fisik atau karena proses komunikasi lintas budaya.
Secara praktis ditambahkan oleh Onong, ilmu komunikasi apabila diaplikasikan secara benar akan mampu mencegah dan menghilangkan konflik anatar pribadi, antar kelompok, antar suku, antar bangsa dan bagi seluruh manusia penghuni bumi. Karena kesalahan komunikasi akibat kemajuan teknologi bisa menyebabkan salah komunikasi, yang pada gilirannya salah intepretasi, dan pada giliran berikutnya adalah salah pengertian. Dan pada hal tertentu akan mengakibatkan salah perilaku. Yang bisa mengakibatkan sesuatu yang fatal akibat salah komunikasi.(Onong Uchana Effendi, 2003)
Dalam kondisi interpersonal, ilmu komunikasi membantu menyukseskan teknik komunikasi antar pribadi yang tidak bisa dijangkau oleh jenis komunikasi yang lain. Dalam persuasi maka teknik komunikasi telah mengalami andil yang cukup besar dalam keberhasilan dibidang keluarga berencana, pemasaran, kedokteran, perbankan, pendidikan luar biasa dan sebagainya.
Secara kelompok komunikasi juga telah menyukseskan perogram penyuluhan dengan sistem penyuluhan langsung, penyebaran informasi KB maupun proses belajar mengajar di bangku sekolah dan perguruan tinggi. Komunikasi kelompok juga telah terbukti mengefektifkan kegiatan komunikasi seperti presentasi, negosisi, diskusi dan sebagainya.
Di bidang komunikasi massa, dengan kemajuan teknologi komunikasi maka arus informasi dunia menjadi tidak terbatas. Komunikasi massa telah membawa nilai-nilai baru dalam masyarakat. Karena kemajuan teknologi komunikasi, masyarakat dunia begitu mudah mengakses seluruh informasi dunia secara serempak. Munculnya komunikasi massa televisi terutama, turut mendidik masayarakat menciptakan iklim demokrasi, berpartisipasi politik dalam kampanye pemilu dan pemilihan presiden serta melakukan kontrol kepada penguasa.
Namun demikian dampak kemajuan teknologi komunikasi ini juga menuntut kalangan ilmuwan komuniksi untuk tetap bekerja dan terus mengkaji, bagaimana mengkounter dampak penemuan bidang ilmu komunikasi ini agar tetap menjaga nilai-nilai etis dalam masyarakat, mengkomunikasikan kebenaran dan secara positif tetap berguna bagi masyarakat dalam menyelsaikan masalah hidupnya.

Daftar Pustaka

A. Eko Setyantyo, Eksperimen dalam Bidang Komunikasi, Diktat Mata Kuliah, Surakarta, 2004
-----------------, Agenda Setting, Diktat Mata Kuliah, Surakarta, 2004.
------------- ---, Riset Jaringan Komunikasi, Diktat Mata Kuliah, Surakarta, 2004.
---------------- , The Premise of Media Effek, Diktat Mata Kuliah, Surakarta, 2004.
---------------, Use and Gratifications Reseacrh, Diktat Mata Kuliah, Surakarta, 2004.
---------------, Riset Survay, Diktat Mata Kuliah, Surakarta, 2004.
Alex Sobur, Analisis Teks Media, Remaja Rosdakarya, Bbandung, 2002.
Hafied Cangara, Lintasan Sejarah Ilmu Komunikasi, Usaha Nasional, Surabaya, 1998.
Onong Uchjana Effendy, (2003), Ilmu, Teori dan Filsafat Komunikasi, Citra Aditya Baktio, Bandung.
Phil Astrid S. Susanto, Filsafat Komunikasi, Binacipta, Bandung, 1986.
Stephen W. Littlejohn, Theories Of Human Communications, Wadsworth, New Mexico, 2001.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar